Teruntuk Engkau yang Kunamai Kekasih
Teruntuk Engkau yang Kunamai Kekasih Pada senja tempat kita mengeja, aku selalu datang dengan rasa yang purba. Dengan segala renjana yang kudus. Kadang kelopak mata menjurai rinai, mencipta bias kala kebengisan jarak yang kita sebut rindu menjadi rapalan-rapalan yang ingin segera berlalu. Dan … lagi lagi yang kita lakukan adalah menjadikannya sebagai senja yang tabah pada mata kita. Bagaimana denganmu disana? Apakah rasamu sama seperti yang kukepal? Pada malam yang membentuk sunyi paling sepi, dalam ruang yang memetakkan kita masing-masing. Kita mulai menggantungkan harap pada setangkup tangan yang kita tengadahkan dengan penuh sungguh. Bukankah itu hal yang manis untuk kita saling sampaikan rindu, Kasih? Meski telinga kita tak mendengarnya, meski mata kita tak melihatnya, tapi apa yang disampaikan hati kepada-Nya, itu membuhul kita meretas jarak yang ada. Lalu kesetiaan? Apalagi yang kau sangsikan, bila kita sudah sama-sama yakin tentang harum anyelir yan...