Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

DESEMBERKU YANG BASAH

Kasih, kau tanya padaku apakah aku resah perihal itu. Seharusnya kau tak tanyakan itu, seharusnya kau tahu bagaimana masygulnya aku menjadi bagian puzzle yang harus melengkapi kehidupanmu. Yang masih musykil bagiku. Mencoba memantaskan diri, dengan bagian-bagian puzzle yang kau susun. Namun ... bagaimana aku memantaskan diri jika  ada bagian puzzle yang tak kutahu. Apakah memang akunya saja  yang tak bisa memantaskan diri? Pada Desember pagiku yang basah, pada setiap rinai yang membuat gigil. Aku hendak menjadi keping puzzle yang tak berbentuk. Entah harus aku  letakan dimana keping ini. Haruskah kubiarkan ia menggenang sampai lapuk, lalu larut bersama rinai? Pagi ini mentari tampak sendu, kasih.  Semilir bayu jadikan gigil jadi beku. Seperti kebekuan hati yang tak punya daya untuk menyeka mata air yang sedari tadi mengalir. Kasih ... bukankah kita sudah sama rasa, tapi mengapa kita masih saja saling menebak harum anyelir yang kita tanam? Bila begitu ...  ...